Gig Punk-punk an Berjudul Party Program Edisi 28

Mengambil tempat di Tjangkir Kenang, Solo, Solo Rumble Crew menginisiasi sebuah gig di hari Selasa, tanggal 31 Oktober 2023.


Solo Rumble Crew 
(Photographed by @ediorama)


Glu
(Photographed by @jaddahbakar)

Pada sekitar pukul 20:30 malam itu, para MC pujaan remaja mulai membuka acara dengan mengantar sebuah band bernama Glu. Membawakan nuansa hc punk dari Sukoharjo, Jawa Tengah, para pemuda penuh semangat ini memulai perform mereka pada sekitar 20:40 hingga 20:54. Sangking 'playonnya' musik mereka secepat kilat, para audience yang belum 'memanas' malah terpaku seperti tertakjub-takjub sehingga belum ada yang menggerakkan badan untuk 'berdansa'. Malam itu Glu membawakan sekitar 6 lagu. Mengawali gig yang didominasi oleh musik cepat kilat malam itu dengan cukup yahud.


Deodoranz 
(Photography by @jaddahbakar)

MC bergantian dengan vokalis Glu mengambilalih mic dan mempersembahkan lineup kedua yaitu; Deodoranz yang memulai penampilan mereka sekitar pukul 21:00. Malam itu Deodoranz tampil dengan tiga personil saja karena bassist mereka kebetulan sedang di luar kota, mereka adalah; Stefany pada vokal, Jaddah Bakar pada gitar dan Terry pada drum. Sejak lagu pertama mereka telah menyedot perhatian audience. Dalam perbincangan tak formal Feedback Zine dengan Stefany sang vokalis; band yang terbentuk sekitar 2018 akhir ini, banyak membawakan nuansa musik hc punk dengan penggabungan dari banyak unsur lain seperti garage rock, alternative, grunge dan kawan-kawan dekat lainnya. Seperti banyak kawan musisi lain di dalam permusikan arus pinggir, band ini menyuarakan kritik sosial, diantaranya yang sering di'highlight' adalah tentang sensitifitas gender, seperti yang juga diungkapkan sang vokalis di tengah penampilannya malam itu. Deodoranz membawakan sekitar 7 lagu dengan cover 2 lagu dari Bikini Kill, band yang menginspirasi mereka yang berjudul; 'Rebel Girl' dan 'Double Dare You'.

 

Warthole 
(Photographed by @jaddahbakar)

Pada lineup selanjutnya MC mempersilahkan Warthole untuk prepare. Sejak awal penampilan Warthole, band penyebar atmosfir grindcore dari Solo, Jawa Tengah ini, massa penikmat dan para penggemar mulai memadati arena stage untuk menyimak dan berdansa mengikuti irama yang dimainkan. Meski beberapa kali listrik mati saat mereka perform, Warthole tetap tampil dengan all out, dan selesai sekitar pukul 22:00.


Take and Awake 
(Photographed by @ediorama)

Menyusul Warthole, ada Take and Awake. Band yang telah sekitar satu dekade terakhir ini tak terdengar, malam itu tampil kembali. Setelah persiapan yang cukup memakan waktu, akhirnya Take and Awake memulai performnya pada sekitar pukul 22:22 dan selesai sekitar pukul 22:39. Take and Awake dikabarkan telah pernah merilis demo live berisikan 7 lagu 2005 dan 3 lagu di tahun 2008.


Wojczech
(Photographed by @ediorama)

Pada lineup selanjutnya ada Wojczech, pengusung grindcore dari negara Jerman yang sedang menjalani tour berhashtag 'Tectonic Plate Boundaries Asia 2023'. Dengan 4 orang personilnya menghajar stage tanpa henti dari mulai pukul 22:57 hingga 23:33. Menampilkan kiranya 20an karya mereka. Waw!! Such endurance!! Saya sampai terkesima dan bertanya-tanya kira-kira latihan fisik apa yang biasanya mereka lakukan sebelum manggung? Apa lari-lari ya? 🤔

Wojczech 
(Photographed by @jaddahbakar)

Dengan vokalis 'nyeker' sebagai salah satu aksi panggungnya, mereka mengaku baru pertama perform di kota Solo, Jawa Tengah. Pernah ke beberapa kota di Indonesia, di sekitar tahun 2003 yang lalu dalam rangkaian Asia Tour. Tahun segitu kita semua lagi di mana yak? Mereka udah tour keliling Asia! Menurut obrolan singkat Feedback Zine dengan Andy sang bassist, band ini memang terbilang lawas karena terbentuk sekitar tahun 1995!! Banyak info tentang mereka saya dapatkan dari obrolan ini karena mereka hampir tidak punya akun medsos! Keren juga kalau ada band old-school macam gini di era kekinian yak. Oiya jangan tanya tentang nama band ini, karena katanya memang dibuat supaya sulit diucapkan. Haha.. bercandanya gitu amat yak. Sejak awal perform mereka malam itu, audience mulai dancing, moshpit penuh. 

Wojczech 
(Photographed by @jaddahbakar)

Pada awal tampilan Wojczech, audience semangat berdansa, hingga nampak kelelahan, dan lalu dansa lagi sampai kelelahan lagi. Eh, sampai listriknya juga 'on/off', tapi the show kept going on! Malah membuat suasana tambah 'on fire'. Sampai pada sekitar pukul 23:27 mereka mau menyudahi perform, eh terdengar para-para bilang 'we want more' lalu akhirnya dituruti oleh sang gitaris dan lanjut sampai terjadi pengkultusan kepada sang drummer yang tampak tak pernah  kelelahan terus menghajar drum set, dan lalu beberapa audience bahkan merangsak ikut tampil di stage, 'Gayeng' lho! Amusing show, Gentlemen!


Spirit of Life 
(Photographed by @ediorama)

Di lineup terakhir, ada Spirit of Life. Eh acara belum selesai lho gaess!! Band dari Solo ini lama nggak tampil katanya. Memulai perform sekitar pukul 23:43 sampai 23:56 malam itu. Bila dibaca dari sedikit catatan singkat mereka, band yang memulai permusikan mereka di sekitar tahun 2002 yang lalu, Spirit of Life adalah sekumpulan remaja dari SCHC dan Melodic Area, yang telah mengeluarkan sebuah album di tahun 2007 berjudul 'Where There is Life There is Hope'. 


Sekitar jam 00:00 gig selesai ditandai oleh 'dikukut' nya peralatan sound system dari pihak venue. Tapi meski begitu masih banyak pemuda nongkrong cantik sambil ngobrol satu sama lain di venue, sekedar melepas capek habis berdansa mungkin ya.


Oiya ngomong-ngomong malam itu First Stride dan Wild Boy Syndicate batal perform. Kita tunggu kapan mereka tampil yak.


Sampai jumpa di gig selanjutnya!!


(Febriana, November 2023)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persistance 2023; Pesta Perayaan dari Rakyat untuk Rakyat

Hit and Burn Records, Sebuah Label Rekaman Permusikan Arus Pinggir di Kota Solo

Perayaan Rutinan Berjudul Party Program #30