'Rindu', Sebuah Lagu yang Dihidupkan dengan Roh melalui Visualisasi
Sebuah akhir pekan; Sabtu, 7 Oktober 2023, bertempat di 'Legacy by Brotherhood', Solo, diselenggarakan sebuah acara intim nan akrab; pemutaran perdana video musik dari sebuah band bernama the Delgaddoo yang berjudul 'Rindu'. Acara ini murni diinisisasi oleh Bonrodjo Records, dan turut diramaikan pula oleh selector Rechonco13 dari Authentic Bengawan Soul.
Konsep yang dianggap cukup unik dalam mengacarakan sebuah pemutaran video musik perdana ini sebenarnya bukan sebuah hal baru, mengingat Bonrodjo Records sendiri pernah mengacarakan event yang sama untuk band The Glow dengan video musiknya berjudul 'Besarkan Hatimu'. Selain itu pada bulan Mei lalu juga ada Luwarta yang mengacarakan pemutaran perdana video klipnya, malah disertai dengan bedah lirik gubahan lagu dari Obstinate yang berjudul 'Barisan Pembangkang', yang diinisisasi oleh Komune Liberata. Konsep acara semacam ini sepertinya cukup efektif dalam rangka apresiasi terhadap karya visual mengingat banyaknya orang-orang baik yang terlibat. Kerja keras melalui kemampuan artistik memvisualisasikan sebuah lagu yang patut dirayakan.
Malam itu, sekitar pukul 20:45, acara baru dimulai. On stage adalah Bagas (Frontline Soldier) sebagai pemantik diskusi, kemudian kakak Balong dan kakak Peyek sebagai The Delgaddoo, disusul kemudian Gusur sebagai Bapak Bonrodjo Records sekaligus sutradara video klip. Ada juga Bapak Danang 'Gembur' selaku sosok yang menarasikan lagu tersebut ke dalam video tersebut.
Pembahasan malam itu seputar video klip yang dikabarkan low budget, lengkap proses kreatifnya. Tema video adalah tentang kehilangan sosok orang tua. Bicara tentang kehilangan; adalah sebuah rasa yang selayaknya dipeluk erat oleh setiap makhluk yang hidup, selayaknya rasa-rasa lainnya, karena kehilangan atau kesedihan adalah salah satu tanda kehidupan.
Menyoal tentang video klip berjudul 'Rindu' dari the Delgaddoo; kiranya adalah pesan visual yang dihidupkan oleh pengalaman pribadi dari beberapa orang yang terlibat dalam pembuatannya, sehingga membuat musik, lirik dan video ini terasa memiliki 'roh'. Rasa rindu yang dirasakan oleh personil The Delgaddoo akan sosok orang tua yang telah meninggal misalnya, juga pengalaman kehilangan yang sama yang dirasakan oleh Bapak Gusur 'Bonrodjo' yang ibunda tercintanya meninggal, serta Kak Godik sang editor yang ayah tercintanya meninggal, saat proses pembuatan video sedang berjalan. Memang kesan pertama yang muncul ketika melihat video ini adalah sedih seolah tak berujung. Namun pesan dari video ini, seperti yang disampaikan bapak Gusur pada kesempatan ngobrol santai malam itu, bahwa hendaknya kita menyayangi orang-orang terdekat yang masih ada di dunia karena rasa sesal selalu datang di akhir dan datang terlambat. Ketika seseorang telah pergi meninggalkan dunia, barulah kita merasa kehilangan. Diungkapkan juga bahwa untuk yang telah kehilangan sosok terkasih, untuk tidak merasa khawatir karena banyak kawan yang masih peduli. Beberapa credit tittle video klip the Delgaddoo bejudul 'Rindu' ini; disutradarai oleh Gusur, video maker adalah Reyunion. Selaku editor ialah Yosua Godik, dengan pemeran utama; Mas Tirta (putra dari bapak Mamik & Ibu Ayuk 'Mlenyuk'), dan Ibu Ayuk 'Mlenyuk' sendiri. Dipublikasikan oleh Bonrodjo Records dan tayang di channel BonRodjo Music.
Sedikit tentang the Delgaddoo
Di daerah bantaran sungai Bengawan Solo, tepatnya kabupaten Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah, Indonesia Raya, pada Oktober 2010, dengan sekuat perjuangan, lahirlah sebuah band musik yang bernama The Delgaddoo. Beranggotakan dua orang yaitu Andreas Novi Trianto yang dan Rahmanto Ardi, band ini terinspirasi dari musik Jamaican early reggae.
Dalam setiap performa, mereka dibantu teman-teman baik; Moko sebagai penggebuk drum, Sindu memainkan bass, Eko Prasetyo "Gepeng" pada guitar, dan seorang additional player pada keyboard.
Bila kita mengikuti perjalanan the Delgaddoo, maka nampaklah nuansa yang berbeda dihadirkan di setiap single band ini. Yang cukup menonjol adalah single yang berjudul "Lebon Bank". Tidak hanya musik serta liriknya yang membanyol jenaka namun sarat akan realita kehidupan, dengan nuansa suburban pinggiran dibalut dengan irama berasa Jamaican reggae yang cukup cerdas, namun juga terlihat dari video klipnya yang tak kalah jenaka. Namun bagaimana, mengusung sebuah konsep jenaka, membanyol ala suburban dengan ajeg, bukanlah hal yang mudah. Terlihat single-single setelah atau sebelumnya yang muncul dengan atmosfir dan "rasa" yang berbeda, dan terlihat cukup tematik. Ya mungkin inilah yang menjadi konsep yang dijunjung the Delgaddoo; tematik, relate dan faktuil, juga sesuai yang dirasakan para personilnya. Anyway, proficiat bagi semua yang terlibat dalam pembuatan video klip "Rindu" ini.
Sesi ngobrol malam itu selesai sekitar pukul 22:11, kemudian lanjut unplugged the Delgaddoo yang disambut meriah para audience. Dan acara selesai purna unplugged.
Congratulations 💐💐💐
(Febriana, Oktober 2023)
Komentar
Posting Komentar