Saling Pandang Vol.14, Gig Melintas Propinsi, Kabupaten dan Kota

 Dengan venue sebuah cafedangan bernama Wembley 3 yang berlokasi di kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Sabtu 16 September 2023, sebuah gig dihelat. Dengan ruangan indoor semi outdoor, venue kira-kira bisa menampung kurang lebih 50 0rang. Diinisisasi oleh para pemuda baik hati yang tergabung dalam Keliling Kabupaten dan Darsa Kolektif, gig ini diramaikan oleh line up yang telah terkonfirmasi yaitu; Rising Road (Makassar), Glu (Sukoharjo), Reservoir Dogs (Pare), Obtuse (Pare), the Ring (Yogyakarta), North Wheels (Solo), D.O.S.A (Sragen) dan Kinthil Kibink (Sukoharjo). 


Glu 
Photographed by Rohmad

Mulai dibuka oleh MC pukul 19:23. Glu, sebagai band pembuka, memulai performnya jam 19:45. Kabarnya band dari kabupaten tuan rumah ini pertama kalinya tampil. Dengan keempat personilnya, ketika ditanya MC; band ini memainkan musik apa, sang vokalis band menjawab dengan malu-malu, bahwa Glu memainkan hc punk. Dan ternyata, first show mereka yang selesai sekitar 19:59 malam itu sungguh ajib, Saudara sekalian! Kurang keren bagaimana, tampilan perdana mereka yang sekaligus menjadi band pembuka gig malam itu, sudah bisa buat berdansa-dansi di moshpit, membuat gig menjadi bersemangat. 


North Wheels 
Photographed by Rohmad

Meneruskan Glu, North Wheels dari Solo mulai tampilannya sekitar pukul 20:13. Membuka permainan mereka dengan musik yang cukup dapat membuat audience menganggukkan kepala. Dengan kilat mereka menyelesaikan perform sekitar pukul 20.23.


Reservoir Dogs
Photographed by Rohmad 

Selanjutnya ada Reservoir Dogs. Sebuah band dari Pare, Kediri. Reservoir Dog memulai permainan musik mereka sekitar pukul 20:30 hingga 20:56 dengan membawakan sekitar enam lagu. Hingga permainan musik band ini, audience tidak pernah patah semangat terus berdansa dan saling pandang satu sama lain, hehe.


D.O.S.A.
Photographed by Rohmad 

Lineup menyusul adalah para pemuda dari Sragen yang mengingkari janji pada sebuah hari Minggu siang (Disavowal on Sunday Afternoon). D.O.S.A., yang membawakan nuansa "skramz" memulai tampilannya sekitar pukul 21:12. Band beranggotakan 5 pemuda dari Sragen ini memberikan warna sedikit berbeda, dan cukup memberikan kesempatan untuk cooling down para pedansa tangguh, dengan tanpa mengurangi atensi para audience, menyimak sama khidmat dengan para personil dalam membawakan lagu-lagu mereka. D.O.S.A. menutup tampilan mereka pada jam 21.29


Kinthil Kibink 
Photographed by Rohmad 

Sebuah band bernama Kinthil Kibink menyusul di belakangnya. Band dari Sukoharjo yang membawakan irama punk rock ini memulai performnya sekitar pukul 21:38 hingga 22:08. Pada saat perform band ini, mulai terjadilah stage diving dan sing along diantara para audience yang merapat ke stage.



Rising Road 
Photographed by Rohmad 

Kemudian ada Rising Road, sebuah band dari Makassar yang sedang menjalankan promo tour album baru mereka yang berjudul "Class Warfare" yang dirilis di tahun ini. Rising road yang membawakan atmosfir crossover stoned ini, terbentuk di akhir 2017. Diawali dengan memperdengarkan sedikit sampling mereka lanjut menghajar stage. Trio dari Makassar ini tampil all-out dengan riff-riff dan gebukan drum yang nyaris sempurna. Dengan sedikit orasi-orasi mengawali beberapa nomor lagu yang merek bawakan, audience menyimak dengan seksama permainan skill riff-riff yang diperdengarkan, serta sesekali berdansa di depan para personil band ini. Lagu terakhir, sang vokalis mengajak unt meramaikan moshpit. Pada sekitar 22:47, Rising Road menyelesaikan perform malam itu.


The Ring
Photographed by Rohmad 

Dari kota Makassar, propinsi Sulawesi Selatan, kita menuju ke kota Yogyakarta, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Adalah The Ring yang terdengar memainkan stoner rock, sebagai line up selanjutnya. Perform The Ring ini kiranya menandai perayakan promo tour album mereka yang bertajuk The Ring Imaginator Central Java Tour. Kota Sukoharjo sendiri adalah titik ketiga dari tour album mereka yang berjudul "Imaginator" ini. Memulai sekitar pukul 22:57 dengan sampling, mereka langsung memanaskan stage dan menghipnotis audience yang tersisa untuk merapat ke stage, dengan peralatan pendukung bermusik mereka yang cukup lengkap. Dan, wahduh..sekitar 23:03 lampu mati (hanya) di venue malam itu, alias "njegleg" kalau bahasa kami sebagai warga lokal. Padahal audience termasuk saya lagi khidmat menyimak lho. Sekitar 23:07 listrik menyala kembali dan permainan musik The Ring terdengar kembali. Beberapa audience yang menyimak the Ring dari dekat sang performer, terpantau terus menggoyangkan kepala dan badan seiring irama, meski tipis-tipis. Dan kembali lampu padam sekitar 23:19 WIB, kemudian menyala kembali pukul 23:21 lalu lagu terakhir dari the Ring hingga selesai 23:30.


Obtuse
Photographed by Rohmad 

Akhirnya tiba juga di ambang purna acara. Satu band penutup yaitu Obtuse dari Pare, Kediri. Dalam hajatan mereka promo demo tour, band ini memulai aksinya sekitar pukul 23:43. Meski sebagai band penutup, audience tetap terbakar semangat kembali meramaikan stage dengan dansa-dansi mereka. Sungguh sebuah pemandangan yang keren. Patut diacungi jempol. Respect! Penyelenggara, audience dan para performer yang masih tetap tinggal hingga acara selesai adalah satu kesatuan yang solid! Semoga pemandangan semacam ini terus terlihat di dunia permusikan independen. Acara resmi selesai pukul 00:04 waktu Indonesia bagian Sukoharjo. 


Proficiat Darsa Kolektif dan Keliling Kabupaten. Sukses semua performer yang telah mencetak sejarah dengan membuat karya-karya dan mengabarkannya. Terima kasih kakak Rohmad sebagai fotografer acara. 


Sampai jumpa di gig selanjutnya!


(Febriana, September 2023)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persistance 2023; Pesta Perayaan dari Rakyat untuk Rakyat

Hit and Burn Records, Sebuah Label Rekaman Permusikan Arus Pinggir di Kota Solo

Perayaan Rutinan Berjudul Party Program #30