Friendship Connecting Tour 2023

 Friendship Connecting Tour 2023

The Duke X Tulang Besi (Bandung)




“Disini senang Disana Senang”
“Dimana-mana hatiku senang”
Suara singalong 70-an pemuda memenuhi hall La Folla malam itu (9 Juli 2023) ketika band pamungkas The Duke asal kota kembang mulai menyanyikan salah satu single anthem lawas mereka dalam gigs Take Back The Power.


Malam itu Kota Surakarta menjadi titik persinggahan ke-tiga oleh 2 band asal kota Bandung – The Duke dan Tulang Besi, yang sedang mengadakan weekend tour mereka dengan tajuk Friendship Connecting Tour 2023. Setelah sebelumnya Kota Surabaya dan Kota Malang menjadi titik persinggahan mereka dalam rangkaian acara tour ini.


Acara ini diprakarsai oleh sebuah skena anak-anak Skinhead Kota Solo yang tergabung dalam “Aliansi” Surakarta Skinhead Crew. Seolah-olah gigs ini menjadi sebuah penanda tentang kembali bangkitnya skena Skinheads di Kota Solo yang sudah terlalu lama “terlelap” (baca : bergerak secara sporadic) – standing ovation buat kalian…..emot tepuk tangan 4x!!!!.


Gigs ini menampilkan 7 band yang 2 diantaranya adalah band kota Bandung dan sisanya adalah band tuan rumah. Sebut saja The Mobster dan Skaturdays yang membawakan genre ska mewakili tuan rumah, kemudian masih dari line up tuan rumah, band-band yang tidak asing lagi seperti Frontline Soldier, The Barbershop, serta Full Crowded membawakan dengan lantang suara-suara Oi! Street Punk dalam gigs ini. Dan..tentu saja sebagai pamungkas dari gigs ini adalah Tulang Besi dan The Duke, 2 band asal Kota Kembang berhasil menutup dengan sukses paripurna acara perhelatan musikal Take Back The Power ini. 


Gigs dibuka oleh band tuan rumah Full Crowded tepat pada pukul 19.30, yang berhasil menggiring beberapa orang audience yang masih berada di sisi luar hall La Folla untuk segera merapat ke sisi dan depan panggung. Dengan membawakan 6 buah lagu Oi! karya mereka, band ini sukses menggebrak dan memanaskan mesin panggung yang semula dingin.


Selanjutnya disusul oleh The Mobster (apa yang harus saya tulis tentang band Ska satu ini??, karena setiap kali perform band ini mampu tampil dengan performa yang maksimal) tampil dengan gaya khas-nya, A’an sang vokalis mulai menghidupkan lantai dansa depan stage yang semula kosong menjadi ramai oleh euphoria anak-anak muda yang ber-skankin.


Frontline Soldier menyusul berikutnya. Sebuah band Oi! street punk yang besar di ranah skena sepakbola – dulunyaa, tampil epic dan energik (karena memang berisi anak-anak muda yang berkelas), dengan membawakan beberapa repertoar karya-karya terkenal mereka, serta 1 buah cover dari band The Blitz – New Age dan meng-re-arrange lagu Trully Madly Deeply-nya Savage Garden, band ini memang sangat PETJAH!! Malam itu….Kalian Edan!!! (sayang COSN tidak kalian bawakan malam itu..wedi po??xixixixixixixixxi no offense gas).



Line up band dari kota Solo berikutnya adalah Skaturdays…pastinya mereka membawakan genre Ska, mampu “mendinginkan” area depan panggung yang sebelumnya adalah area moshpit dan pogo menjadi area skankin kembali. Dengan membawakan arransemen yang tidak terlalu berat, band ini mampu membuat semua yang hadir ber-singalong, apalagi pada saat mereka meng-cover 1 buah lagu milik Oasis – don’t look back in anger (siapa yang tidak tau sih lagu legend ini). Two Thumbs Up buat kalian!


Sebelum menampilkan 2 line up band asal Kota Kembang, rangkaian line up band tuan rumah ditutup oleh sebuah band Oi! purba yang konon katanya band ini sudah berumur 25 tahun, siapa lagi kalo bukan The Barbershop. Sebuah band Oi! tua jebolan Sriwedari Bootbois ini masih mampu memanaskan area gigs, tampil menggebrak dengan membawakan 7 buah lagu karya mereka dan 1 cover salah satu band Rock yang menginfluence mereka – Twisted Sister. Masih sangat konsisten dengan gaya “Komedi jalanan” mereka, Slamsky atau akrab dipanggil Mamik sang vokalis hangat menyapa audience dengan gaya humor-nya. Pun secara musikalitas, band ini sepertinya sudah sangat-sangat berkembang daripada masa-masa kemunculan mereka dahulu – dulu  band ini terkenal “remuk” di setiap perform-nya, namun kini sepertinya mereka sudah lebih “dewasa” (tua) dalam menyikapi sisi musikalitas mereka. Hmmmm Tidak terlalu buruk untuk band dengan personel-personel tua kelas 42 tahun keatas wkwkwkwkwkwkwk…tunggu issue mereka dalam menyambut 25 tahun perayaan band ini!!!    


2 band pamungkas..siapa lagi kalo bukan Tulang besi dan The Duke.

Tulang Besi mengambil alih area panggung tepat sebelum The Duke. Menyenangkan sekali dapat melihat perform mereka malam itu. Mereka tampil konsisten membawakan lagu-lagu Oi! dengan dibalut arransemen musical brass section yang apik, WOW banget rasanya. Sebut saja lagu anthem mereka yang berjudul “Tulang Besi”, berhasil menggebrak sisi depan panggung untuk menjadi area Pogo yang penuh sesak bahkan untuk kawan-kawan yang belum tau banyak tentang band ini. Band ini secara subjektif sangat patut diperhitungkan dalam dunia skena Oi! masa kini dan masa depan. KEREEEENNN!!! 


Tibalah saatnya menjumpai lineup terakhir dari gigs ini, The DUKE!!!. 

“Disini senang Disana Senang”

“Dimana-mana hatiku senang”

Suara singalong 70-an tiba-tiba pemuda memenuhi hall La Folla malam itu  ketika band pamungkas ini mulai menyanyikan salah satu single anthem lawas mereka dalam acara ini. Membawa 4 orang personel (3 pesonel utama dan 1 Pemain drum pinjaman) band Skinhead-Punk asal kota Bandung ini sepertinya mengobati kerinduan para audience (yang didominasi kaum Skinhead) untuk ber-singalong oleh nomor-nomor yang mereka bawakan. Sebut saja “Disini Senang”, “Skinhead Punk”, belum lagi nomor-nomor cover mereka seperti “London Skinhead Crew”-nya Booze n Glory dan “If The Kids” milik Sham 69 yang berhasil membuat seisi ruangan hall berjingkrak menghampiri berebut microphone yang seharusnya menjadi “hak prerogatif”-nya sang vokalis. 


Well..saatnya berpisah. Beberapa hal yang patut di highlite dalam pertunjukan malam itu adalah Band-band yang tampil malam itu benar-benar tampil all out sehingga atmosfer yang tercipta dalam gigs ini mencerminkan sebuah rasa optimisme baru mengenai sebuah masa depan yang gemilang dalam ranah skena Oi! (Skinhead dan Punk) serta Ska. Surakarta Skinheads kali ini mampu mengambil peranan penting dalam terciptanya awal sejarah baru dalam ranah gigs serta konektivitas antar skena se-Indonesia (semoga sampai taraf Internasional)…PERTAHANKAN GAES!!!!


KAMI TUNGGU GIGS SERTA ACARA-ACARA KEREN DARI KALIAN LAGI!!!! JANGAN MATI LAGI!!! Wkwkwkwkwkwkwk


(Gusur, Juli 2023)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persistance 2023; Pesta Perayaan dari Rakyat untuk Rakyat

Hit and Burn Records, Sebuah Label Rekaman Permusikan Arus Pinggir di Kota Solo

Perayaan Rutinan Berjudul Party Program #30