Nomaden Connection, Berjejaring dalam Keberagaman Irama

Sebuah narasi event musik oleh Febriana 

Hari Kamis, tanggal 8 Juni 2023. Bertempat di Bhagesh Coffee yang berlokasi di Jalan Monumen 45 No.4 Setabelan, Kecamatan Banjarsari, kota Surakarta, Jawa Tengah, sebuah entitas; They Don't Know mengadakan gelaran gig Nomaden Connection, yang malam itu adalah kali ke 7.

They don't Know sendiri kiranya adalah sebuah komunitas yang menjadi media untuk berekspresi bagi mereka yang memiliki karya dan ingin diapresiasi.


Acara malam itu berkaitan dengan tour album pertama dari seorang rapper asal Pemalang, Indonesia; Hero 284, yang terjadwal menandai beberapa titik daerah diantaranya; Purbalingga, Purwokerto, Surakarta, Sleman dan Yogyakarta. Bertajuk Rhyme in Diversity dalam tournya, album dari Hero 284 ini diberi judul Dermaga Atas Langit (DAL).


Yusuf and Beny 
(Picture by @bintangkharism_)

Dimulai sekitar pukul 7:36, pembukaan dilaksanakan dengan syahdu oleh Yusuf and Beny sebagai line up pertama. Membawakan 4 lagu, solois dari Surakarta  ini tampil kurang lebih 20 menit hingga pukul 7:59, dan membawa atmosfir folk dengan menggunakan alat musik sape. Keempat lagu yang dibawakan malam itu berjudul; "Nol", "Do=A", "Yang Sabit" dan "Peleburan Diri". Di lagu kedua, ia merapalkan doa yang konon menurut  penjelasan sang musisi, doa adalah bahasa, bukan sekedar meminta, namun kesadaran akan tempat untuk berserah diri. Sedangkan pada lagu terakhir yang menutup tampilannya malam itu bercerita tentang pengendalian diri, kita sebagai manusia. Demikianlah kiranya, bermakna cukup dalam namun dibawakan Yusuf and Beny dengan sungguh tenang malam itu. Keseluruhan lagunya dapat disimak di platform digital yang tertera di link di akun Instagram @yusufandbeny


Enpras & Bhagesh Music 
(Picture by @rum_hee8899)

Penampilan kedua setelah Yusuf and Beny adalah Enprass Music yang malam itu berkolaborasi dengan Bhagesh Music. Memulai perform dari sekitar pukul 8 dan selesai sekitar pukul 8:49. Dengan aksi panggung dari vokalisnya yang bertopeng Panji, penampil kedua ini beranggotakan full band dengan total 10 personil. Enpras sendiri adalah akronim dari nama lengkap sang vokalis utama, yaitu Enjo Prasetya. Dengan membawakan total 6 lagu, yang liriknya bertemakan asmara serta kritik sosial masyarakat, penampilan mereka yang cukup enerjik memberikan semangat para pengunjung malam itu untuk warming up menyambut performer selanjutnya. Penasaran dengan lagu mereka? Langsung saja meluncur ke akun IG @enprasmusic


Malinoa and the Dog Pack 
(Picture by @rum_hee8899)

Perform di line up ketiga adalah Malinoa and the Dog Pack, yang memulai tampilannya dari sekitar pukul 9 dan selesai sekitar pukul 9:30. Malinoa bersama the Dog Pack, dengan jumlah total personil 7 orang, makin membuat acara malam itu bertambah hangat kekeluargaan. Malinoa sendiri sejatinya adalah seorang Jojo Nugraha yang dikenal sebagai seorang rapper penghayat jalur hip hop sejak tahun 2008, dan sekaligus produser musik dari kota Surakarta. Pada live performnya malam itu dibantu oleh 6 personil pendukung dari the Dog Pack yaitu; Sukma pada drum, Ari Badi pada bass, Ayu pada keyboard, kemudian Luwarta, Fendi, serta Kusuma Wardani pada backing vocal. Malam itu mereka mengakrabkan nuansa outdoor venue dengan 5 lagu yang dibawakan yaitu; Summarium, Aksi Mingguan, Alpha, Round 2, dan ditutup dengan lagu yang berjudul Another Dog Pack. Mau tau lagu-lagu hip hop mereka? Kunjungi saja IG mereka di @malinoa._ 


Hero 284
(Picture by @hexodamus)

Pada line up terakhir, yang kiranya telah dinanti, yaitu Hero 284. Seorang rapper dari Pemalang yang sedang menjalani tour mempromokan albumnya yang pertama yang diberi judul Dermaga Atas Langit. Memulai aksinya pada pukul 9:35, Hero 284 yang malam itu turut didukung oleh dua personil lainnya; Ardian dan Maulana, menandai kota Surakarta sebagai titik ketiga tournya. Album berisikan 8 track ini mengambil judul Dermaga Atas Langit, dengan maksud bahwasanya sebagai manusia, pada akhirnya kelak akan bersandar pada langit. Begitulah kira-kira tanggapan Hero ketika ditanya oleh Nandhika sebagai MC malam itu tentang makna dari judul album tersebut. Bertajuk Rhyme in Diversity, Hero 284 mengajak musisi dari kota-kota yang disinggahi untuk saling berkolaborasi turut meramaikan panggung promo tournya, dalam sajak-sajak berbeda dengan ramuan lirik serta musik yang berlainan dari para musisi tersebut. 


Album Dermaga Atas Langit (DAL) yang berisi 8 track yaitu; Pambuko, Rohso, Woro-woro, Jogja & Pagi, Depresi, Kepada Cinta, Sendekala dan Kopi Gancet, diproduseri oleh SpiritVM Records (Pemalang), dan artwork cover oleh Agostand. Dengan lirik yang ditulis oleh Hero 284, proses pembuatan album ini memakan waktu sekitar 18 bulan, termasuk untuk mixing dan masteringnya. 

Selamat kepada bung Hero 284 atas dirilisnya album perdananya. Semoga sukses dan membahagiakan. 

Sila berkunjung ke akun IG nya; @hero284_ untuk menyimak sajak-sajaknya nan berirama.


Picture by @hexodamus 

Pada sekitar pukul 10:00 acara resmi ditutup oleh MC. Semoga sukses senantiasa semuanya, jangan lupa bahagia jiwa raga. 

Sampai jumpa di gig selanjutnya. 


Terima kasih:

Inisiator; They don't Know 

Photographers;

  • @rum_hee8899 
  • @hexodamus 
  • @bintangkharism_ 

Performers;

  • Yusuf and Beny 
  • Enpras & Bhagesh Music 
  • Malinoa and the Dog Pack 
  • Hero 284
Venue; Bhagesh Coffee








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persistance 2023; Pesta Perayaan dari Rakyat untuk Rakyat

Hit and Burn Records, Sebuah Label Rekaman Permusikan Arus Pinggir di Kota Solo

Perayaan Rutinan Berjudul Party Program #30