Klandestin; Gelaran Gig Rubanah

Sebuah narasi event musik oleh Febriana 



Minggu, 25 Juni 2023. Basement Akademik ISI Surakarta. Sebuah gig berjudul "Klandestin" diadakan oleh Flux Basement & Walking Silent, dua komune yang di dalamnya para pemuda yang kreatif nan atraktif. Menampilkan 4 band; The Suse, 5aibaba, Mirage, Kanekuro.

 


Ruang venue yang telah didesain layaknya ruang pesta ulang tahun yg cukup manis, berukuran sekitar 5x7. Balon-balon berwarna-warni menghias seluruh atap ruang. Lampu disko terus berputar mendiani ruangan. Lantera temaram biru berkedap-kedip memancar penjuru ruang kecil berpenyekat dinding dengan tempelan tulisan himbauan untuk tidak merokok atau menggunakan vape.


The Suse

Dibuka oleh MC, dimulai sekitar pukul 19:36, the Suse dengan empat personilnya resmi memulai intimate gig malam itu. The Suse, band dari Sukoharjo, Solo Raya yang memainkan sekitar 10 lagu malam itu, menghayati hardcore punk sebagai musik yang mereka gemari bersama. Dengan intensitas yang dinamis, keempat personil band yang di setiap performnya tidak pernah lupa membawakan lagu dari Fugazi berjudul Waiting Room ini, menstimulasi crowd yang datang untuk sing along dan berdansa bersama. The Suse menutup penampilannya malam itu dengan membahagiakan sekitar pukul 20:11.



Gig yang diberi judul "Klandestin" malam itu digelar cukup mesra. Jika ditilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, klandestin yang masuk dalam adverbia, berarti secara rahasia atau secara gelap atau secara diam-diam. Meskipun konteks yang tertulis dalam KBBI adalah dalam perkara penyelidikan, namun kiranya tak masalah, tetap menjadi judul yang sambung menyambung dengan gig yang lumayan intim malam itu. Walking silent, klandestin, basement venue, intimate gig, pergerakan bawah tanah yang diam-diam. Ternyatalah berbenang merah. Hmm..intriguing gig.



Pada acara yang tak bersponsor dan merupakan upaya swadaya sekaligus swadana dari para pemuda berhati mulia yang tergabung dalam Flux Basement & Walking Silent malam itu, pada setiap kesempatan MC telah terus menghimbau kepada semua yang datang untuk tidak merokok di dalam ruangan, dan himbauan ramah ini cukup efektif karena nyaris tak seorangpun menghisap rokok di dalam ruang venue. Benar, saling menghormati adalah koentji.


5aibaba

Lanjut kepada band-band pengisi, 5aibaba adalah performer kedua yang memulai aksinya mulai pukul 20:35.

Dengan bertabur efek dan sampling tanpa menimbulkan efek samping dalam permainan musiknya yang danceable, band dari Mojosongo, Surakarta ini sangat amusing dalam setiap track yang dibawakan, termasuk lagu mereka berjudul "Panduan Estetika Saibaba" (P.E.S). Dengan warna musik yang terdengar cukup postpunk, meskipun kata sang vokalis, Saibaba tidak terlalu punk maupun post punk di tengah-tengah performnya, band line up kedua malam itu sukses membawa crowd lebih mesra memenuhi ruang, dan menutup perform mereka dengan yahud pada pukul 21:05


Kanekuro 

Line up ketiga yang menyusul adalah Kanekuro, yang memulai performnya sekitar jam 21:14. Band yang berasal dari Denpasar, Bali ini kiranya sedang melaksanakan kegiatan tour mereka yang berjudul Kanekuro, the Second Phase 2023 Pilgrimage to Java. Kota Surakarta sendiri adalah titik ketiga dalam tour ini setelah Semarang dan Yogyakarta. Band dengan 4 personil ini mengawali tampilan mereka dengan sungguh enerjik, dengan musik mereka yang tak kalah danceable dengan penampil-penampil sebelumnya, meski bila ditilik lebih jauh kebanyakan lirik-lirik dari lagu-lagu mereka ternyata cukup horor. Terdengar memainkan post punk, mereka membawakan lagu-lagu mereka sendiri, dengan menyisipkan beberapa lagu-lagu dari para pendahulu-pendahulu seperti Joy Division, hingga Sex Pistol, bahkan lagu Too Drunk to Fuck versi Dead Kennedy's dengan nuansa surf yang lumayan gelap. Aksi panggung mereka selesai dengan cegak sekitar pukul 21:54. 


Mirage 

Band penutup pada gig rubanah malam itu adalah Mirage. Band dari Solo ini memulai penampilan keempat personilnya sekitar pukul 22.03 dan selesai pukul 22.21. Diawali dengan sampling, lagu-lagu yang mereka bawakan semakin membuat crowd semakin bersemangat untuk dance di tengah moshpit yang  sempit namun cukup untuk berdansa ala hardcore, atau mungkin bisa disebut juga sebagai violent dance. Mirage dikabarkan baru saja merilis three way split album mereka berjudul Three Heads of Greed, bersama dua band lainnya yaitu Chewing Glass dan Legion. Mirage, adalah band yang terbentuk pada tanggal 3 Oktober 2021 yang lalu, mengusung hardcore sebagai musik yang mempersatukan keempat personilnya. Secara demografis, keempat personil band ini dikabarkan berasal dari kota Solo, Purwodadi dan Sukoharjo, namun demikian mereka lebih senang menyebut diri mereka sebagai the Real CJ (Central Java) Boys. 


Kemudian pada sekitar pukul 22:22, tepat setelah Mirage pungkas manggung, acara resmi ditutup oleh MC. Semoga sukses selalu untuk keempat band yang telah perform. Semoga senantiasa berkarya, dan menularkan semangat kepada kawan-kawan musisi lain untuk juga terus berkarya. Dengan settingan ruang ala pesta ulang tahun pada gig rubanah malam itu, semoga tidak luput dari yang kiranya adalah harapan, untuk meninggalkan kesan yang tak terlupakan, ahay! Selamat merayakan yang patut dirayakan!


Sampai jumpa di gig selanjutnya!


Terima kasih;

Initiator: Flux Basement X Walking Silent

Bands: 

  • The Suse
  • 5aibaba
  • Kanekuro 
  • Mirage
Photographers:
@danuwc 
@lintangarii

Venue: basement akademik ISI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persistance 2023; Pesta Perayaan dari Rakyat untuk Rakyat

Hit and Burn Records, Sebuah Label Rekaman Permusikan Arus Pinggir di Kota Solo

Perayaan Rutinan Berjudul Party Program #30