Tribute to Terry Hall
Sebuah narasi event musik
Oleh Febriana
Adalah Terry Hall, seorang vokalis band The Specials, yang andil berperan besar dalam membentuk musik di Inggris. Dengan kepekaan politis dan kecerdasannya, Terry Hall yang meninggal di usia 63 tahun pada tanggal 18 Desember 2022 yang lalu, selalu berhasil membuat aksi panggungnya menegangkan.
The Specials sendiri adalah sebuah grup musik multirasial Inggris. Terbentuk di tahun 1977 di kota Coventry, Inggris, yang konsisten menyuarakan kegelisahan sosial politis di kala kepemimpinan sang wanita besi, Margaret Thatcher.
Beberapa penampilan band the Specials yang fenomenal kiranya akan merubah pandangan hidup seseorang, terutama di kala Thatcher berkuasa. Seperti pada gigs di bulan Juli tahun 1981. Kala itu para skinhead yang kiranya pro dengan nilai-nilai Nazi, mulai mengolok-olok dengan menghormat cara Hitler (Sieg Heil) tepat saat refrain lagu "Why?" yang menceritakan tentang pengalaman pahit gitaris the Special kelahiran Jamaika, Lynval Golding yang dipukuli saat penyerangan yang berbau rasis. Saat itulah, seorang Terry Hall, pemuda jangkung, berwajah pucat, dengan tatapan intimidatif menghadapi sekelompok fasis jalanan dan berkata, "Jika hanya itu yang bisa kau lakukan dengan tangan kananmu, maka kamu harus memotongnya!" Seorang penonton yang kini menjadi editor sebuah majalah berbasis internet, Andrew Harrison merekamnya dalam ingatannya yang tajam. Ini salah satu bukti bahwa musik itu bisa sungguh berani.
***
Dalam mengenang dan menghormati seorang Terry Hall yang fenomenal (semoga dia tenang di surga), Rudeboys Ska Foundation yang berbasis di Solo, mengadakan gigs intim berjudul Tribute to Terry Hall the Specials. Sekali lagi, Lafolla Resto & Bar terpilih menjadi venue gigs yang diacarakan hari Minggu, 26 Februari 2023 yang lalu.
Dengan tiket yang dijual terbatas, gigs ini diramaikan band-band pengusung lagu-lagu bernuansa ska, seperti Social Hitam Putih dari Yogyakarta, Burnout, Rsilde, the Mobster, El Magnifico dan Lady Scooter Ska.
Gigs dibuka sekitar pukul 20.00, sesaat setelah hujan sedikit mereda. Sedikit molor dari waktu yang direncanakan sesuai publikasi, karena memang saat itu hujan mengguyur kota Solo dengan intens mulai sore hari.
Diawali dengan Lady Scooter Ska, gigs akhirnya resmi dimulai. Band yang ternyata penuh beranggotakan para lelaki ini kemudian disusul dengan penampilan dari Rslide, dari kota Solo yang memainkan sebuah cover lagu jazz Take Five dibalut nuansa musik ska sebagai pembukanya. Dengan suara vokalis yang mendayu-dayu indah bagaikan suara buaya keroncong, band ini membawakan sebuah lagu dari the Specials yang berjudul Ghost Town. Kemudian disusul beberapa lagu lainnya yang merupakan karya mereka sendiri.
Band-band yang tampil kala itu memang hanya membawakan satu atau dua lagu saja sebagai cover dari the Specials. Berdasarkan sedikit obrolan penulis dengan penggagas acara, memang ini adalah hasil kesepakatan bersama darinya dan anggota band-band tersebut untuk hanya membawakan satu dua lagu saja dari the Specials (selebihnya lagu mereka sendiri), dikarenakan waktu yang mepet dan intensitas latihan antar anggota band yang tidak terlalu banyak. Yaa..begitulah.
Gigs terus berlanjut dengan band El Magnifico, yang berdiri sejak tahun 2007, dan berisikan para dedengkot pemusik ska lawas dari solo yang jaman dahulu kala telah wara-wiri memainkan musik ska sejak awal tahun 2000 an.
Menyusul setelahnya band bernama Burnout dan Social Hitam Putih dan ditutup dengan penampilan terakhir dari band the Mobster.
The Mobster adalah band yang tergolong cukup lawas di Solo. Berdiri sejak tahun 2003 dan fenomenal karena fansnya yang cukup setia. The Mobster malam itu sukses menutup gigs dengan intim. Selamat!
Sampai jumpa di gigs selanjutnya!
Solo, 27 Februari 2023
Foto: dokumentasi dari seorang kawan Aegis (Skaturnus Band)
Komentar
Posting Komentar