Bonrodjo Record; Record Label Lintas Genre, Mendobrak Batas, Membakar Sekat di Ranah Musik Sidestream
Sebuah catatan perjalanan Bonrodjo Record
Oleh Febriana.
Rabu, 22 Maret 2023. Bertempat di Bonrodjo
Store di jalan Bakung I, Purwonegaran, Sriwedari, Solo, Indonesia, sebuah
pertemuan Feedbackzine dengan Bonrodjo Records (Bung Mamik & Kak Gusur)
digagas. Berikut rangkumannya.
Sejarah
Bonrodjo Record adalah wadah yang menaungi
band-band punk & Oi! di Solo (pada awalnya) yang ingin merilis karyanya. Ide
awal pembuatan record ini muncul pada tahun 2000an, di daerah Badran, Solo,
Jawa Tengah, di kediaman Bang Gembur. Kala itu, perbincangan tiga orang yang
tergabung dalam band the Barbeshop & Anti Regime; Gusur, Mamik & Gembur,
meresahkan tentang bagaimana dengan modal minim mampu merilis album, dengan
sebuah record label yang berangkat dari skena Sriwedari. Karena, materi lagu
kedua band ini telah sedikit demi sedikit direkam dan diproduksi sejak sekitar tahun
1998.
Dengan konsep yang dibangun Bonrodjo
Records; sebuah record nirlaba, dari skena untuk skena, dari band untuk band, di tahun 2001, akhirnya
rilisan pertama lahir; album pertama the Barbershop berjudul "Bersenandung
Bersama: the Barbershop" dan Anti Regime berjudul "Banner of
Destruction". Dengan segala keterbatasan namun tetap penuh semangat
membara, ketiga inisiator tersebut akhirnya dapat memproduksi album mereka.
Diungkapkan Kak Gusur dan Bung Mamik saat berbincang, saat itu metode sablon
digunakan dalam memproduksi cover album, karena sistem cetak yang dianggap
cukup mahal. Masing-masing band saat itu merilis 50 pieces dalam bentuk fisik
kaset pita.
Seiring berjalannya waktu, digagaslah ide
tentang perilisan album teman-teman yang ingin dirilis, menawarkan khususnya
kepada teman-teman di dalam skena Sriwedari waktu itu, siapapun yang memiliki
karya dan mau dirilis. Dilegitimasi oleh kedua tokoh yang berbincang waktu itu
(Gusur & Mamik), bahwa Bonrodjo Record adalah record label independen
dengan teman-teman Sriwedari Bootbois sebagai motor penggeraknya.
Band-band Sriwedari saat itu belum
produktif merekam karya, meski telah terbilang aktif di gigs. Maka dari itu,
dirilislah album perdana dari band-band kawan-kawan dari luar skena Sriwedari,
seperti Batman Stroke, Liquor Sick split Semfuck. Itulah penanda awalnya
Bonrodjo Record tidak membatasi perilisan hanya di dalam skena Sriwedari saja,
namun terbuka untuk band-band di luar skena Sriwedari Bootbois.
Bonrodjo Record sempat hiatus antara tahun
2007/2008, setelah era Semangat Djoeang Rockshop di daerah Badran, Solo tutup.
Kemudian tahun 2016, Bung Mamik merilis album orkesnya OM. Bapersob berjudul
"Wegah Ngalah" di bawah Bonrodjo Record, dalam bentuk kepingan CD.
Selepas itu, record ini kembali tertidur.
Tahun 2020, era pandemi mulai menjalari
seluruh dunia dan tak dapat diprediksi kapan akan dinyatakan hilang. Segala
lini kehidupan terimbas, tidak terkecuali dunia skena. Pada tahun 2021
dimulailah kembali produksi penggandaan untuk sebuah four way split album,
hasil dari sebuah diskusi kakak Gusur bersama Bung Lius, Bung Mamik, Bung
Kerock, Bung Hengky dan teman-teman skena Sriwedari lainnya.
Four way split album berjudul "Inilah
Sriwedari", adalah sebuah kompilasi empat band Sriwedari Bootbois, yaitu;
Tendangan Badut, the Barber Shop, The Working Class Symphony dan Anti Regime.
Dengan dirilisnya album kompilasi ini, maka Bonrodjo Record dinyatakan aktif
kembali, dengan tetap menjunjung semangat yang sama; sebuah record nirlaba, dalam
pergerakan underground, dari skena untuk skena, dari band untuk band.
Di tahun yang sama, Bonrodjo Record juga
menginisiasi untuk menjadi tuan rumah di kota Solo, tour promo sebuah band Oi!
dari ibukota; The End.
Tahun 2022, dikarenakan kesibukan dua orang
motor penggerak record ini (Bung Mamik dan Kak Gusur), dan Bonrodjo Records
harus terus hidup, maka diputuskan untuk kiranya menyerahkan tongkat estafet
delegasi kepengurusan kepada para pemuda harapan skena dengan semangat membara
yaitu; kakak Bagas dari band Frontline Soldier, kakak Morrys dan kakak Pras.
Masa Kini
Pada tahun ini, 2023, Bonrodjo Record mulai
merilis dua album dari dua band; Frontline Soldiers (band Oi! dari Solo) dengan
judul "Hated and Proud", dan Lamphor (black metal dari Delanggu, Klaten) dengan
judul "Wani tan Parowan". Rilisan terbaru dari record ini sekaligus pembuktian
dan komitmen Bonrodjo Record bahwa record ini tidak membatasi genre musik dari
album rilisannya, namun tetap di jalur musik sidestream. Membakar sekat,
membuka cakrawala, melintas genre dan
melintas skena, Bonrodjo Record tidak mengotak-kotakkan jenis musik sidestream
yang ada di Solo maupun Solo Raya. Selain itu, diungkapkan pula oleh Bung Mamik
bahwa apabila band teman-teman luar kota sedang melakukan tour, Bonrodjo Record
siap membantu menjadi tuan rumah gig di Solo, dalam rangka promo tour
band tersebut, dalam spirit saling support sesama musisi dalam dunia skena musik underground. Seperti yang terakhir di bulan Februari 2023, Bonrodjo Record
mengadakan gig berjudul DOM 65 Gembel Tour untuk promo album terbaru dari band DOM 65
dari Yogyakarta.
Rilisan
Dalam kurun waktu sejak awal kemunculan
Bonrodjo Record hingga saat ini Maret 2023, band-band yang pernah dirilis
adalah: the Barbershop, Antiregime, Liquoer Sick split Semfuck, Batman Stroke, empat band yang tergabung dalam kompilasi "Inilah Sriwedari" (Tendangan
Badut, Anti Regime, The Working Class Symphony dan the Barbershop), OM.
Bapersob, Frontline Soldier, dan Lamphor.
Distribusi Rilisan
Karena konsep yang diusung Bonrodjo Record
adalah dari skena untuk skena dan dari band untuk band, maka diharapkan
band-band yang albumnya telah dirilis record ini, juga turut proaktif dalam hal
pemasarannya. Inilah yang dimaksud dengan semangat independen. Selain itu,
Bonrodjo Store sebagai official store bagi setiap album rilisan record ini,
akan selalu menyediakan rilisan fisik di etalasenya, selain store lain yang
telah menjalin kerjasama dengan Bonrodjo Record. Jadi tidak perlu khawatir di
mana mencari kaset atau CD dari band-band rilisan Bonrodjo Record.
Harapan
Asa adalah penggerak, pendorong kehidupan
alam semesta. Begitu pula sebagai record, Bonrodjo mempunyai harapan antara
lain untuk terus eksis menjadi record yang dapat diandalkan oleh para musisi
musik sidestream lintas genre, di Solo maupun Solo Raya, untuk dapat menjadi
record label yang semakin profesional, untuk semakin besar di skena, dan untuk
dapat semakin lebih baik dalam menginisiasi gig yang lebih bermutu. Demi
menjadi wadah pembelajaran bagi teman-teman muda, generasi muda harapan skena,
bahwa musik punk, Oi!, atau musik sidestream lainnya memang telah berkembang.
Di era kekinian, sudah jarang bahkan tidak lagi ditemui orang-orang di skena berpenampilan dengan rambut Mohawk, dengan jaket spike atau celana robek dan penuh badge. Hal ini
diungkapkan oleh kakak Gusur sebagai rantai putus generasi terdahulu dengan
generasi masa kini, dan Bonrodjo Record diharapkan sebagai wadah penyambung
rantai ini. Begitulah kiranya.
Rencana Terdekat
Adapun ketika ditanya mengenai rencana
Bonrodjo Record terdekat, Bung Mamik dan Kak Gusur menjelaskan, bahwa akan ada
rilis fisik dan digital album dari sebuah band ska dari Solo (tunggu saja
siapa), kemudian akan direncanakan launching party dalam sebuah mini gig, dan
apabila memungkinkan akan diadakan bedah karya seperti pada launching party album
Frontline Soldier dan Lamphor yang lalu. Bedah karya kiranya akan menjadi sebuah hal
menarik di dalam sebuah skena dengan musik sidestream seperti band-band rilisan
Bonrodjo Record. Maka dari itu hal ini patut mulai dibudayakan.
Di tahun 2023 ini juga diwacanakan akan ada
bedah lirik dari sebuah band black metal rilisan Bonrodjo Record. Kita tunggu
saja kabarnya, selain akan ada juga gig "Inilah Sriwedari" bersama
empat band yang masuk dalam kompilasi album dengan judul yang sama. Tahun 2023
ini kebetulan juga menandai telah 25 tahun usia the Barber Shop mewarnai dunia
skena. Kita pantau saja akun IG nya, pasti akan ada kabarnya.
Ingin Dirilis Bonrodjo Record?
Beberapa kualifikasi yang setidaknya harus
dipenuhi jika sebuah band ingin dirilis Bonrodjo Record antara lain adalah
secara audio harus memenuhi standar yang ada. Record satu dan lainnya tentu
akan berbeda, begitu pula dengan Bonrodjo Record. Di record ini, dengan konsep
yang ada, maka jikalau siapapun yang memiliki band dan ingin dirilis, datang
saja langsung kepada Kakak Gusur ataupun Bung Mamik. Bertemu muka, duduk
bersama, lalu bawa karya musikmu. Good luck!
Epilog
Bonrodjo Record adalah salah satu record
alternatif bagi para musisi, khususnya dalam ranah musik underground. Lahir
dari sebuah skena musik punk di Sriwedari Solo, Jawa Tengah. Mendobrak batas di
dalam dunia musik underground itu sendiri dengan rilisan album dari para musisi
underground lintas genre. Merilis album, selain menginisiasi gig dalam ranah skena atau entitas permusikan arus pinggir dan terpinggirkan, di wilayah Solo maupun Solo Raya, Jawa Tengah, Indonesia Raya, sekaligus menjadi wahana edukasi bagi siapapun yang ingin menimba ilmu, karena belajar bisa di mana saja, dan semua orang adalah guru.
***
Komentar
Posting Komentar